rangkaian dengan menggunakan sensor flame atau api
- Merangkai rangkaian dengan menggunakan sensor flame atau api
- Menguji rangkaian sensor api apabila mendeteksi api
- Terinspirasi pada gambar api pada bab 17
a. Alternator
Buzzer Listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Pada umumnya, Buzzer yang merupakan sebuah perangkat audio ini sering digunakan pada rangkaian anti-maling, Alarm pada Jam Tangan, Bel Rumah, peringatan mundur pada Truk dan perangkat peringatan bahaya lainnya. Jenis Buzzer yang sering ditemukan dan digunakan adalah Buzzer yang berjenis Piezoelectric, hal ini dikarenakan Buzzer Piezoelectric memiliki berbagai kelebihan seperti lebih murah, relatif lebih ringan dan lebih mudah dalam menggabungkannya ke Rangkaian Elektronika lainnya. Buzzer yang termasuk dalam keluarga Transduser ini juga sering disebut dengan Beeper.
Spesifikasi :
- Tegangan Kerja : 9 -15 VDC- Tegangan Karakteristik : 12 VDC- Arus maksimal : 40 mA- Frekuensi : 2.8 Khz- Kenyaringan Minimal : 85 dBa- Seri : KIB-18
c. Flame Sensor
Flame detector merupakan salah satu alat instrumen berupa sensor yang dapat mendeteksi nilai instensitas dan frekuensi api dalam suatu proses pembakaran, dalam hal ini pembakaran dalam boiler pada pembangkit listrik tenaga uap.
Spesifikasi Flame Sensor:
Type = 2-wire , 3-wire, 4-wire. Alarm Contact = type 2-wire : N/A , type 3-wire : N/A, type 4-wire: 0.8A @30V DC dan 0.4A @125V AC. Voltage Range = 12 sampai 30V DC. Alarm Current @24V DC 470Ω = type 2-wire : 35mA, type 3-wire : 35mA, type 4-wire : 30mA.
d. LED
Light Emitting Diode atau yang sering disingkat LED merupakan sebuah komponen elektromagnetik yang dapat memancarkan cahaya monokromatik melalui tegangan maju. LED terbuat dari bahan semi konduktor yang merupakan keluarga dioda.
Spesifikasi Lampu LED
Klasifikasi tegangan LED menurut warna yang dihasilkan:
- Infra merah : 1,6 V.
- Merah : 1,8 V – 2,1 V.
- Oranye : 2,2 V.
- Kuning : 2,4 V.
- Hijau : 2,6 V.
- Biru : 3,0 V – 3,5 V.
- Putih : 3,0 – 3,6 V.
- Ultraviolet : 3,5 V.
e. NPN
Transistor NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor.
f. POT-HG
Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang tergolong dalam Kategori Variable Resistor.
Spesifikasi :
- Penyapu atau disebut juga dengan Wiper
- Element Resistif
- Terminal
g. Relay
Relay adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi untuk menyambung dan memutuskan arus listrik dalam sebuah rangkaian. Karena fungsi relay tersebut, itulah mengapa komponen yang satu ini juga disebut sebagai saklar
Spesifikasi Relay umumnya adalah tegangan input 5 VDC, 12 VDC atau 48 VDC. Untuk common dan NO NC umumnya 220 vac dengan arus kerja 10 A. Jika spesifikasi relay sudah didapat kita bisa menggunakan contoh umum rangkaian switching relay dibawah ini. Rangkaian switching ini dibantu transistor sebagai pemicu
h. RES
Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm
Spesifikasi dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan induktansi. Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu.
A. Alternator
Pada dasarnya alternator adalah juga sebuah generator AC (arus bolak- balik) yaitu merupakan alat yang berfungsi untuk merubah energi mekanik yang dihasilkan engine menjadi energi listrik. Beberapa komponen elektrik sistem yang juga sebagai perubah energi adalah motor setarter dan baterai. Ketiganya merupakan komponen yang saling terkait dan bekerja sama mendukung kinerja engine. Motor setarter sebagai penggerak awal engine berfungsi merubah energi listrik menjadi energi gerak.
Sebagai penggerak mula tentu saja motor starter membutuhkan cadangan energi listrik untuk dapat dirubah menjadi energi mekanik dan hal ini didapatkan dari baterai, yang berfungsi merubah energi listrik menjadi energi kimia (untuk disimpan) dan dirubah kembali menjadi energi listrik sebagai suplai arus listrik ke motor starter. Pada rangkaian kerja ini baterai berfungsi hanya sebagai penyimpan energi listrik sedangkan sebagai sumber energi listrik adalah alternator yang berfungsi merubah energi mekanik menjadi energi listrik, agar lebih jelas perhatikan gambar 1.2 di bawah ini:
B. Flame Sensor
Flame sensor merupakan sensor yang mempunyai fungsi sebagai pendeteksi nyala api yang dimana api tersebut memiliki panjang gelombang antara 760nm – 1100nm. Sensor ini menggunakan infrared sebagai tranduser dalam mensensing kondisi nyala api.
Dalam kebanyakan pertandingan kompetisi robot, pendeteksian akan nyala api misalny lilin masih tetap jadi salah satu aturan yang umum dalam kompetensi lomba yang tidak akan pernah ditinggalkan. Dikarena itulah sensor ini mempunyai peran yang vital yang berfungsi sebagai “mata” bagi robot dalam menyelesaikan tugasnya menemukan posisi nyala api.
Simbol flame sensor :
Biasanya digunakan pada kompetisi robot Cerdas Indonesia atau KRCI baik berbentuk laba-laba maupun seperti tank. Selain itu sensor ini sering juga digunakan untuk mendeteksi api pada ruangan di perkantoran, apartemen, maupun di perhotelan. Suhu normal pembacaan normal sensor ini yaitu pada 25 – 85°C dengan besar sudut pembacaan pada 60°.
C. LED
LED adalah sejenis dioda semikonduktor istimewa. Seperti sebuah dioda normal, LED terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, atau di-dop, dengan ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n junction. Pembawa-muatan – elektron dan lubang mengalir ke junction dari elektroda dengan voltase berbeda. Ketika elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah, dan melepas energi dalam bentuk photon.
Symbol LED : D. RES
Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik. Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan hukum Ohm: -
- Symbol Resistor:
-
Cara menghitung nilai resistansi resistor dengan gelang warna:
1. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang pertama
2. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang kedua
3. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ketiga
4. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10(10^n)
E. POT-HG
Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang tergolong dalam Kategori Variable Resistor.
Simbol POT-HG :
F. Relay
Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk menggerakan sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar elektronis yang dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber energinya. Kontaktor akan tertutup (menyala) atau terbuka (mati) karena efek induksi magnet yang dihasilkan kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar, pergerakan kontaktor (on atau off) dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.
Simbol Relay :
Cara kerja relay adalah sebagai berikut :
- Saat Coil mendapatkan energi listrik (energized) akan menimbulkan gaya elektromanetik
- Gaya magnet yang ditimbulkan akan menarik plat/lengan kontak (armature) berpegas (bersifat berlawanan), sehingga menghubungkan 2 titik contact
A. Prosedur Kerja
Pertama Kita sediakan semua komponen di library proteus, apabila semua komponen telah ada di library, kita rangkai rangkaian seperti gambar dibawah. Setelah gambar selesai dirangkai, kita jalankan rangkaian tersebut, apabila pada saat berlogika 0, maka rangkaian tiodak akan berjalan dan led nya tidak akan menyala. Apabila berlogika 1 rangkaian akan berjalan dan LED otomatis juga akan menyala. Dengan menyalanya LED ini, mengartikan bahwa sensor tersebut mendeteksi adanya api.
B. Rangkaian Simulasi
1. Foto:
2. Prinsip Kerja
Ketika sensor flame mendeteksi api maka logicstate berlogika 1 output dan di alirkan arus ke op amp rangkaian inverting amplifier berguna untuk penguat lalu ada arus bolak balik ke R1 selanjutnya ke RV1 berfungsi mengubah beban resistor semau kita dan arus melewati R2 selanjutnya arus dialirkan ke Q1 sehingga transistor ON , lalu di alirkan dan dihasilkan tersebut akan menginduksi kumparan pada RL1 relay sehingga switch akan berubah posisi. Perubahan posisi switch menyebabkan rangkaian menjadi tertutup sehingga arus mengalir menuju LED ON .Jika logicstate berlogika 0 maka tidak ada arus yang di aliri sehingga Q2 transistor OFF dan switch tidak akan berubah posisi maka LED OFF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar